โSekarang betul-betul susah mas, kami terpaksa menaikkan harga. Ditambah kami harus membayar sewa ruko-ruko ini dalam bentuk Dolar dan Euro, kita menjual barang dengan Liraโ.
Hari demi hari, Turki dan Recep Tayyip Erdoฤan mendekati tahun 2023. Tahun 2023 merupakan momen yang besar bagi sejarah bangsa Turki, terutama untuk Erdoฤan dan AKP yang memiliki visi 2023. Tahun ini bertepatan dengan 100 tahun berdirinya Republik Turki -sekaligus runtuhnya kekhalifahan Turki Ustmaniyah- pada tanggal 29 Oktober 1923. Di tahun 2023 pula perjanjian Lozan berakhir dan direncanakan akan menjadi titik mula New Ottoman Era.
Oleh sebab itu, untuk menyambut tahun 2023 Recep Tayyip Erdoฤan dan AKP memiliki proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang besar dan diharapkan dapat menjadi pondasi untuk memulakan New Ottoman Era. Seperti bandara internasional ke-3 Istanbul yang sedang dibangun bagaikan benteng yang menghadang Laut Hitam.
Proyek bandara internasional ke-3 yang memiliki enam landasan pacu ini diperkirakan menelan biaya hampir 12 milyar US$ dan memiliki luas sebesar kawasan Manhattan Amerika Serikat. Bandara ini diperkirakan pula mampu mengangkut sekitar 200 juta penumpang per tahunnya dan menjadi bandara tersibuk di dunia. Namun, pembangunan bandara ini bisa menempatkan posisi Turki pada resiko yang semakin besar untuk masuk ke dalam perangkap krisis keuangan.
Presiden Recep Tayyip Erdoฤan telah menguasai Turki selama 15 tahun. Dan pada beberapa bulan yang lalu beliau disumpah kembali sebagai presiden pertama Republik Turki dalam sistem presidensial. Ini adalah kekuatan baru Erdoฤan.
Erdoฤan telah menggunakan kekuatannya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi tanpa henti melalui pinjaman (hutang) yang tak terkendali. Mengangkat tingkat hutang negara ke tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Diharapkan dengan telah terpilihnya kembali beliau, pengkajian tentang batas-batas realitas ekonomi (economic reality) segera dilakukan.
Investor global berada dalam kondisi yang tidak nyaman, hal ini ditandai dengan nilai mata uang Turki Tรผrk Lirasฤฑ โค telah jatuh selama kurang lebih seperlima tahun ini yang menyebabkan harga barang naik. Nilai tukar Tรผrk Lirasฤฑ โค kembali melemah setelah Recep Tayyip Erdoฤan menyerahkan jabatan Menteri Keuangan kepada menantu laki-lakinya Berat Albayrak. Hal ini ditafsirkan oleh pasar global sebagai tanda bahwa Recep Tayyip Erdoฤan tidak akan bertanggung jawab dalam perbaikan penatalayananan perekonomian yang baik dalam waktu dekat.
Pembangunan bandara internasional ke-3 Istanbul yang akan dibuka pada bulan Oktober (tahap pertama) terus dilanjutkan dengan menggunakan uang rakyat yang dibayarkan kepada para kontraktor yang memiliki kaitan erat dengan Recep Tayyip Erdoฤan. Pemerintah telah memberikan jaminan kepada mereka atas apa pun kerugian yang terjadi. Jika yang para ekonom khawatirkan terjadi, dimana biaya pembangunan dan pengelolaan bandara tersebut lebih besar dari target penumpang, maka publik akan menanggung tagihan (yang sudah dijaminkan) tersebut.
Untuk para penduduk desa yang sudah menjual tanah mereka untuk pembangunan bandara internasional ke-3 Istanbul tersebut, jika hal di atas terjadi maka bandara tersebut tidak akan menjadi sesuatu yang bisa mereka banggakan. Sebaliknya menjadi momok buruk bagi mereka.
Kekhawatiran ini memang tidak terasa secara kasat mata, apalagi kondisi ini dialami oleh salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia yang mencapai 7.4% dari tahun sebelumnya. Namun, dibalik pertumbuhan itu pinjaman (hutang) sektor publik dan swasta terus mengalir.
Pemerintah telah mensubisidi proyek-proyek infrastruktur raksasa seperti bandara internasional ke-3 Istanbul dan kanal Istanbul sebuah proyek kanal yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Marmara sepanjang 28 mil senilai 13 miliar US$. Banyak pula pembisnis yang telah meminjam dalam mata uang asing, yang berarti beban uang Turki meningkat ketika nilai Tรผrk Lirasฤฑ โค.
Perusahaan-perusahaan besar Turki saat ini berusaha membujuk bank dan kreditur lainnya untuk memperpanjang bantuan. Mungkin gelombang kebangkrutan mulai berhembus. Hingga akhir April 2018, perusahaan swasta Turki memiliki hutang luar negeri lebih dari 246 miliar US$. Besar hutang ini setara dengan 1/3 kekayaan negara Republik Turki. Ini adalah angka yang sangat besar. Namun pemerintah mendorong mereka untuk meminjam lebih dan lebih.
Turki dapat menaikkan suku bunga, sudah di posisi 17,75%. Tapi hal itu akan menekan pertumbuhan ekonomi dan mengakhiri โperayaanโ industri real estate dan konstruksi. Atau Turki tetap melakukan festival pembangunan sambil menonton inflasi yang semakin meningkat dan nilai Tรผrk Lirasฤฑ โค semakin tenggelam. Ini adalah salah satu jalan yang bisa mengutuk perusahaan-perusahaan menjadi bangkrut. Dan kondisi semakin kompleks.
Kata Owens Thompsen kepada ekonom global di Indosuez Wealth Management, โTurki sudah memiliki modal awal untuk menjadi sebuah negara yang gagalโ. Masalah yang dihadapi Turki adalah cerminan masalah yang menyerang pasar negara berkembang pada umumnya.
Ketika Fed menaikkan suku bunga di Amerika Serikat, para investor telah menarik uangnya dari negara-negara berkembang seperti Argentina, Meksiko dan Turki yang saat ini bertaruh pada dolar. Hal itu telah menurunkan nilai mata uang negara berkembang.
Setelah peristiwa kudeta yang gagal dua tahun yang lalu pada 15 Juli 2016, Recep Tayyip Erdoฤan telah membuka keran kredit untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, Bank sentral (Tรผrkiye Merkez Bankasฤฑ) telah berusaha untuk menahan pertumbuhan, mengangkat suku bunga untuk menstabilkan Tรผrk Lirasฤฑ โค. Ini mengakibatkan Erdoฤan murka kepada gubernur bank sentral.
Erdoฤan mengklaim bahwa sumber utama inflasi adalah hasil dari tingkat suku bunga yang tinggi. Sebelum pemilu beliau mengancam akan mengambil kendali bank sentral Turki dan menghapus suku bunga yang tinggi. Investor menganggap itu semua sebagai dorongan untuk segera melarikan diri dari Turki dan mendorong nilai Tรผrk Lirasฤฑ โค jatuh ke jurang yang dalam. Bank sentral menjauh dari keinginan Erdoฤan dan meniakkan suku bungan kembali. Pada saat itu lah integritasnya telah rusak parah.
Semua orang sekarang dalam krisis. Setiap orang yang memiliki pengetahuan tentang ekonomi sedikit banyak, tahu tentang kondisi ini. Tapi pemerintah menyembunyikannya.
Empat tahun lalu, Makro, sebuah jaringan supermarket nasional, memutuskan untuk mengejar ekspansi agresif. Makro meminjam 200 juta Tรผrk Lirasฤฑ โค (kemudian bernilai sekitar US$ 88 juta) dari tujuh bank Turki, menyetujui suku bunga sekitar 18%. Dalam upaya untuk membatasi beban hutangnya, ia meminjam tambahan US$ 12 juta dalam mata uang Amerika, mengambil keuntungan dari pinjaman dolar hanya dengan bunga 5%.
Makro mulai membuka toko-toko baru dan mepekerjakan lebih banyak pekerja. Tetapi pada pertengahan 2017, Tรผrk Lirasฤฑ โค telah kehilangan lebih dari sepertiga nilainya dan suku bunga Turki sedang naik tinggi. Alhasil, hutang yang harus dibayar perbulan oleh mereka pun meningkat sebesar 50% menjadi 6 juta Tรผrk Lirasฤฑ โค. Pada waktu yang sama, pendapatan Makro jatuh saat memasuki pasar.
Makro mengajukan restrukturisasi hutang yang diawasi oleh pengadilan. Dengan hutang yang harus dibayar perbulan oleh Makro adalah 9 juta Tรผrk Lirasฤฑ โค. Baru-baru ini muncul kesepakatan mereka akan membayar hutang kepada bank dengan menjaul real estate.
Pada tahun 2001, ketika Turki mengalami krisis yang begitu parah sehingga Turki mencari pinjaman dari IMF (International Monetary Fund) Vural AK hampir kehilangan perusahaannya, Intercity, sebuah perusahaan pemasok mobil sewaan. Pada waktu itu, Vural AK, pendiri dan direktur eksekutif Intercity membeli mobil Eropa dengan mata uang Eropa, sambil menraup keuntungannya. Ketika Tรผrk Lirasฤฑ โค jatuh, mereka hampir musnah.
Kejadian itu ternyata tidak mampu memberikan banyak pelajaran kepada Vural AK. Dalam beberapa tahun terakhir Vural AK telah mengekspansi Intercity menjadi perusahaan dengan 50.000 armada kendaraan. Vural AK bersikeras untuk menetapkan harga sewa dalam euro agar sesuai dengan pinjaman yang harus beliau bayar untuk membeli model-model yang baru. Sedangkan para pesaing bisnisnya Vural AK, meminjam dalam dolar dan euro tetapi membeli model-model yang baru dalam bentuk Tรผrk Lirasฤฑ โค.
Perusahaan Vural AK, tidak selamat. Sekitar 60% dari pendapatannya berasal dari penjualan mobil bekas setelah sewa selesai. Dengan maraknya inflasi dan kecemasan yang membersar, Vural AK harus memberikan diskon kendaraan untuk nemenukan para pembeli. Tahun lalu, Intercity kehilangan banyak uang karena kondisi ini.
Apa yang dilakukan oleh Recep Tayyip Erdoฤan dalam membangun bandara internasional ke-3 yang akan menyaingi London dan Dubai bukan lah suatu kegilaan. Istanbul adalah kota dengan penduduk lebih dari 15 juta jiwa dan berada di persimpangan Asia, Eropa dan Timur Tengah. Bandara utama Turki, Atatรผrk Airport sudah tidak mampu lagi menampung penumpang yang sangat padat.
Krisis yang Dialami oleh Turki Mengejutkan Banyak Orang, Kecuali Para Analisis Ekonomi
Dalam tulisan yang ditulis oleh Iลฤฑn Eliรงin di Medyascope dan Landon Thomas Jr. di New York Times menyebutkan bahwa seorang ekonom yang bernama Tim Lee sudah memperingatkan selama tujuh tahun terakhir bahwa krisis keuangan di Turki akan memicu bencana yang lebih luas di pasar global. Namun tidak ada yang mendengarkan peringatan Tim Lee hingga hari ini.
Ekonomi Turki bergeming. Besar peluang untuk timbul sebuah ledakan dengan dentuman yang besar. Memang sangat menggelikan ketika Tim Lee memprekdisikan bahwa nilai tukar 1 US$ di titik 7.2 Tรผrk Lirasฤฑ โค. Memang sangat mudah bagi orang-orang untuk tidak menghiraukan analisis Tim Lee.
Menurut Tim Lee, salah satu efek samping memiliki tirliunan dolar uang baru yang mengalir di sekitar bank sentral adalah bahwa hal itu menjadi mudah bagi pemerintah dan perusahaan di negara-negara โpanasโ seperti Turki untuk meminjam uang (hutang) dalam dolar dibandingkan dengan mata uang mereka sendiri untuk membiayai investasi atau rencana pembangunan mereka lainnya.
Tim Lee menerangkan bahwa menurut Institute of International Finance, hutang perusahaan dalam mata uang asing adalah sebesar US$ 5.5 triliun. Ini adalah fenomena terbesar. Dan Turki sangat bergantung kepada mata uang asing, lebih dari pasar negara berkembang utama lainnya. Hutang perusahaan, financial dan hutang lainnya diambil dalam mata uang asing dan sebagian besarnya adalah dolar. Ini mewakili sekitar 70% dari ekonomi Turki. Perusahaan-perusahaan Turki dan pengembangan real estate menggunakan pinjaman dolar untuk membeli atau membangun pabrik-pabrik baru, pusat perbelanjaan dan gedung-gedung tinggi pencakar langit yang sekarang disebut dengan cakrawala Istanbul.
Ancaman yang datang adalah ketika Tรผrk Lirasฤฑ โค kehilangan nilainya. Menjadi lebih mahal bagi perusahaan Turki untuk membayar pinjaman dalam denominasi dolar. Memang, semakin banyak perusahaan Turki sudah mengatakan bahwa mereka tidak dapat membayar kembali pinjaman (hutang) ini. Perusahaan di Turki mengabaikan resiko dan terus meminjam dalam dolar. Hal ini memiliki potensi untuk memperburuk keadaan dan menimbulkan efek negatif yang luas.
Seperti yang kita ketahui, Turki menjadi salah satu aktor politik regional yang semakin kuat seiring berjalannya waktu. Pada hari ini dapat dikatakan bahwa Turki sudah menjadi salah satu aktor penting di kancah persaingan politik global.
Dalam beberapa waktu terakhir, kekuatan ekonomi global (kapitalisme) menyerang perekonomian Turki melalui nilai tukar Tรผrk Lirasฤฑ (โค) terhadap mata uang lainnya terutama Dolar Amerika Serikat (US$). Untuk keluar dari badai ekonomi global tersebut, Turki perlu memperkuat perekonomiannya. Apa yang perlu dilakukan oleh Turki? Hal ini juga penting bagi perkonomian Indonesia.
Memperkuat Produksi Dalam Negeri dan Mengurangi Ketergantungan Impor
Turki harus mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk produksi dan mengurangi kegiatan impor dengan memproduksi barang tersebut sendiri. Ini bukan pengganti impor. Dengan penguatan produksi dalam negeri, Turki akan mampu memproduksi barang yang lebih banyak dengan biaya yang lebih murah bahkan mampu mengekspor barang tersebut ke luar negeri.
Turki juga perlu mengalanisis dan mengidentifikasi setiap barang satu per satu yang dapat menyebabkan peningkatan defisit negara saat ini. Termasuk proyek-proyek strategis utama dan mempercepat langkah-langkah yang sudah dimulai untuk mengurangi ketergantungan energi dalam beberapa tahun terakhir.
Yang terpenting adalah sumber daya harus digunakan untuk investasi yang lebih strategis dan selektif, bukan investasi yang serampangan di setiap bidang. Sistem juga harus diatur dengan intensif dan dengan benar. Langkah-langkah ini akan meningkatkan produksi dan mengurangi defisit saat ini serta mengurangi kebutuhan finansial dari luar negeri.
Membuat Strategi Ekspor Baru dan Kewajiban Meningkatkan Kualitas Ekspor
Turki berada di kawasan geografis yang startegis dan mampu menjangkau banyak negara dan benua di penjuru dunia. Turki perlu memperkaya jangkauan dan warna pasar di kawasan yang berbeda-beda dengan agresif.
Pemerintah Turki terutama DEฤฐK (Dฤฑล Ekonomik ฤฐliลkiler Kurulu / Dewan Hubungan Ekonomi Luar Negeri) perlu membentuk kerjasama yang kuat untuk melakukan ekspansi pasar dengan LSM. DEฤฐK memiliki tugas yang sangat penting. DEฤฐK perlu memposisikan diri sebagai lembaga think-tank dan perlu menjadi panduan bagi investor di berbagai negara dan membuat laporan kepada pemerintah. Kementerian Perdagangan juga harus mengirim para ahli perdagangan untuk masing-masing negara. Hubungan kerjasama perdagangan antara Rusia, China dan Iran juga perlu dimaksimalkan dalam upaya mempercepat penguatan mata uang lokal.
Rusia, China dan Iran juga mendapatkan tarif yang tinggi dari Amerika Serikat. Aktivitas perdagangan antara Turki, Rusia, China dan Iran dengan menggunakan mata uang domestik akan mempercepat perdagangan dan pertumbuhan.
Mempercepat Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
Turki perlu mengembangkan sektor teknologi dalam negeri agar tidak tergantung impor, dengan perkembangan teknologi yang lebih pesat diharapkan produksi dalam negeri lebih cepat dan berkembang. Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk kegiatan research and development atau litbang.
Sektor ini mendapatkan 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Turki dan sudah seharusnya perlu ditingkatkan. Pemerintah Amerika Serikat memberikan 2.79% PDB untuk research and development, Korea Selatan 4.24% dan Jepang 3.29%.
Research and development ini akan memberikan dampak yang positif langsung kepada pertumbuhan ekonomi dan ekspor. Selain itu, pengeluaran R & D memberikan keunggulan kompetitif dan mampu menarik modal asing dari banyak negara. Termasuk mampu mengurangi ketergantungan teknologi pada outsourcing.
Mengurangi Ketergantungan External Financing
Turki perlu memulai melepaskan diri dari sumber external financing Amerika Serikat dan membentuk mengambil sumber external financing unipolar dari negara-negara selain Amerika Serikat. Sebagai tambahan adalah dilakukannya mekanisme Tracking and Monitoring.
Sumber:
- Landon THOMAS, Peter GOODMAN, New York Times
- Erdal Tanas KARAGรL, Yeniลafak Gazetesi
- Yฤฑldฤฑray OฤUR, Karar Gazetesi
- Tuncay OPรฤฐN, Kronos News Tรผrkiye